Tuesday, October 20, 2020

Teks Anekdot

Hari ini kita akan melanjutkan materi yang kemarin tentang teks anekdot

Silakan siapkan alat tulis untuk mencatat hal-hal penting dalam materi berikut.

Menganalisis penyebab kelucuan teks anekdot

Perhatikan teks anekdot berikut :

Sarang Laba-Laba

Pada saat pak dosen memberi kuliah Sosiologi Hukum, bertanyalah ia pada mahapeserta didik yang bernama Elisa.

Dosen : Saudari Elisa, coba utarakan seringkas mungkin kondisi penegakan hukum di Negara kita tercinta ini…!, tanyanya;

Elisa : Bagaikan sarang laba-laba pak!!‟ jawabnya tegas;

Dosen : Maksudnya…?!

Elisa : Kalau kelas nyamuk akan tertangkap dan tak dapat berkutik pak!, sedang kalau kelas kumbang, wah…, jebol pak…!!;

Dosen : Kalau kelas gagak?!

Elisa : Tak tahu pak…!!

Setelah membaca teks anekdot di atas kita bisa mengambil kesimpulan. Unsur kelucuan dari sebuah anekdot adalah ketika muncul sesuatu yang tidak wajar, aneh, ataupun tidak semestinya. Hal tersebut akan memunculkan sebuah pertanyaan yang jawabannya pun tidak disangka-sangka sebelumnya, setelah kita ketahui jawaban tersebut barulah kita bisa merasakan unsur kelucuan pada teks anekdot tersebut. Namun unsur kelucuan anekdot tidak bisa kita tangkap secara cepat, kita perlu mencernnya lebih dalam, hingga kadang ada beberapa orang yang merasa bahwa anekdot tersebut tidak lucu, karena tidak bisa menangkap maksud dari anekdot tersebut.

Jenis-jenis Teks Anekdot

Luxembrug dkk (1992:160), mengemukakan bahwa jenis-jenis teks anekdot sebagai berikut.

  1. Artikel Anekdot
    artikel bisa berbentuk format naratif yang mana dalam ceritanya memiliki kejelasan tokoh, alur, peristiwa, dan latar.
  2. Cerpen Anekdot
    anekdot berupa cerpen biasanya hanya menceritakan sesuatu hal yang lugas, sehingga ceritanya tersebut tidak berbelit-belit, sehingga pembaca dapat lebih mudah untuk memahami lelucon dan sindiran dari teks tersebut.
  3. Teks Dialog Anekdot
    teks dialog adalah sarana primer dari teks anekdot. Mengapa? Karena teks dialog merupakan situasi bahasa utama untuk menyampaikan lelucon. Sehingga, teks dialog anekdot sangatlah memungkinkan untuk dibuat. 
 

Coba perhatikan teks anekdot berikut ini ya:

--

Di tengah senja, seorang pejabat korup memancing di sungai. Saking asyiknya memancing, si pejabat tidak sadar air sungainya meluap. Banjir!

Si pejabat hanyut dan tidak sadarkan diri. Begitu bangun, dia sudah berada di rumah warga. Betapa beruntungnya dia karena ada orang yang menyelamatkannya. Merasa utang budi, si pejabat ingin berterima kasih kepada warga yang telah menolongnya.

“Kamu tahu tidak saya siapa?” tanya pejabat ke laki-laki di sana.

“Tidak. Tetapi, wajah Bapak sepertinya tidak asing.” Si laki-laki berusaha mengingat. “Memangnya Bapak siapa?”

“Aku ini pejabat negara.”

Si laki-laki akhirnya ingat. Orang ini pernah ia tonton di salah satu acara televisi.

“Karena sudah menolongku, kamu boleh minta apa saja. Katakan saja keinginanmu.”

“Benar, pak pejabat?”

Si pejabat mengangguk. “Ya, ya, ya. Pasti akan kupenuhi.”

“Kalau begitu, tolong Bapak jangan bilang ke siapapun bahwa saya yang menolong Bapak!”

--

Dalam menganalisis sebuah teks anekdot, kita punya beberapa analisis. 

Pertama, struktur teks. 

Kedua, unsur kesastraan teks. 

Ketiga, isi teks anekdot. 

Nah, sekarang kita mulai dari yang pertama ya.

 

Pada struktur teks anekdot, setidaknya ada 5 hal yang bisa kita analisis:

1) Abstrak: Pendahuluan/bagian pembuka.

2) Orientasi: Awal suatu kejadian (saat cerita mulai bergulir).

3) Krisis: Puncak cerita. Biasanya berisi konflik/masalah yang terjadi kepada karakter.

4) Reaksi: Hal yang dilakukan karakter setelah mengalami krisis.

5) Koda: Bagian penutup yang berisi amanat/kritik.

Sekarang, coba, deh, kamu analisis. Kira-kira, ada di bagian mana cerita lima hal tersebut?

Nah, itu dia bagian struktur cerita anekdotnya. Paragraf pertama termasuk ke dalam abstrak karena dia merupakan pembuka. Paragraf kedua termasuk ke dalam orientasi karena dia akan mengalirkan cerita ke bagian konflik/krisis.

Lalu, di mana bagian krisis?

Yak, krisis terjadi antara perdebatan warga dengan pejabat. Si pejabat dengan “sombong”-nya memamerkan status dirinya. Di sisi lain, warga tidak tahu soal itu. Niat si warga memang tulus hanya menolong orang yang hanyut, tanpa memandang siapa yang butuh bantuan.

Bagian reaksi adalah saat si pejabat memberikan respons terhadap krisis. Yaitu ketika ia akhirnya bilang, “Karena sudah menolongku, kamu boleh minta apa saja”. Si pejabat memberikan penawaran atas rasa utang budi karena telah diselamatkan oleh warga.

Sementara koda ada pada bagian akhir, saat warga justru memintanya agar tidak menyebarkan bahwa ia adalah orang yang menyelematkan pejabat tersebut. Di bagian ini, tersirat sebuah amanat/kritik: bahwa kita harus menolong orang lain tanpa pamrih. Tidak memandang status sosial dan ekonominya. Di bagian ini juga, kita “dikagetkan” oleh pernyataan warga yang berkebalikan dari logika biasa. Biasanya, kan, kalau kita diberikan kesempatan untuk minta apapun, pasti kita akan mengajukan permintaan yang maksimal. Entah itu berupa uang, atau mobil, atau hal-hal lain yang menguntungkan diri kita. Tapi, berkebalikan dengan yang dilakukan warga ini. Ia malah minta supaya namanya tidak disebarkan. Alhasil, “tabrakan” ini membuat kita tertawa sambil menjerit, "gila, nih warga!”

Gimana, sekarang udah mulai paham bagaimana cara menganalisis struktur teks anekdot?

 

Lanjut ya. Kalau kita menganalisis berdasarkan unsur kesastraan yang ada, kita dapat melihat teks anekdot ke dalam 7 poin:

1) Tema

2) Tokoh dan penokohan

3) Latar

4) Alur.

5) Sudut pandang

6) Amanat.

7) Nilai-nilai dalam kehidupan.

Well, sebetulnya analisis sastra ini bisa kamu lakukan untuk menganalisis berbagai jenis cerita/teks. Nggak cuma terpatok untuk teks anekdot aja. Kayaknya, untuk bagian ini lumayan terpancar jelas dari teks yang ada di atas ya. Mulai dari ceritanya yang bertema “ketulusan” tokoh si pejabat dan warga, latar pinggir sungai dan rumah warga, hingga nilai-nilai yang bisa diambil.

Sekarang masuk ke bagian akhir. Bagaimana kita mengidentifikasi teks anekdot dari isinya. Kurang lebih hada 5 hal yang bisa kita analisis:

Nah, begitulah kira-kira materi untuk hari ini.

Kalau ada yang belum paham, bisa didampingi dengan buku paket, kalau kiranya ada yang perlu ditanyakan, silakan ditanyakan ya....

Selanjutnya silakan melakukan presensi pada tautan di bawah ini

https://forms.office.com/Pages/ResponsePage.aspx?id=Xi8uWaWlrESGTh7Ej7e3Y7cEWByUs-xOkIbvKpRvGahUQUsxV1I3V0RNMEVUSFpHOUVHMTlWTklaOS4u

 

 


Ragam bahasa karya ilmiah

Pengertian Konotatif dan Denotatif     Konotatif merupakan kata yang mengandung makna kias yang tidak mengandung unsur makna sebenarnya, kon...